Sabtu, 31 Mei 2014

observasi bimbingan kelompok



LAPORAN OBSERVASI KONSELING KELOMPOK
SMK NEGERI 2 KALIANDA
LAMPUNG SELATAN



Wendy dedit s
11110138





Logo Warna











SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
STKIP-PGRI BANDAR LAMPUNG
2013/2014


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
B.     Rumusan Masalah
C.     Tujuan

BAB II LAPORAN KEGIATAN
A.    Tempat dan Waktu Pelaksanaan
B.     Deskripsi kelompok (identitas kelompok, permasalahan yang terjadi)
C.     Pelaksanaan Kegiatan (wawancara kegiatan konseling, penggunaan teori)
D.    Tindak Lanjut Kegiatan

BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan
B.     Saran


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Konseling kelompok merupakan layanan yang diberikan untuk membantu individu dalam pembahasan dan pengentasan masalah pribadi, sosial, belajar, dan karier melalui dinamika kelompok.

Asas-asas dalam konseling kelompok
-          Asas kerahasiaan
-          Asas kesukarelaan
-          Asas keterbukaan
-          Asas kegiatan
-          Asas kenormatifan

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan diatas, maka rumusan masalah adalah :
1.      Terdapat peserta didik belum memanfaatkan konseling kelompok yang di berikan oleh konselor.
2.      Belum maksimalnya peserta didik menggunakan masalah yang dihadapinya.

C.    Tujuan
Dalam konseling kelompok mempunyai tujuan, yaitu :
1.      Pengentasan masalah yang meliputi pribadi, sosial, belajar, dan karier masing-masing anggota kelompok.
2.      Berkembangnya kemampuan sosialisasi siswa, khususnya kemampuan komunikasi serta mengentaskan masalah peserta layanan (anggota kelompok).
3.      Berkembangnya aspek kepribadian antara lain : berani berbicara/berpendapat dimuka umum, berani menanggapi pendapat orang lain, mampu mengembangkan ide dan pengalaman, mampu bertenggang rasa, serta berkembangnya bakat dan minat anggota kelompok


BAB II
LAPORAN KEGIATAN

A.    Tempat dan Waktu Pelaksanaan
Tempat                                          : SMK Negeri 2 Kalianda
Hari / Tanggal                               : Selasa / 19 November 2013
Waktu                                           : Pukul 11.00 WIB s/d selesai
B.     Deskripsi kelompok
1.      Identitas kelompok
a.       Nama                                 : Dodi Irawan
TTL                                   : Maja, 31 Januari 1997
Agama                               : Islam
Alamat                              : Jl. Pesisir Desa Maja RT.001 RW. 002 Kalianda
Pekerjaan Orang Tua         : Nelayan
b.      Nama                                 : Rizki Sandi Isniza
TTL                                   : Merak Belantung, 30 Juni 1996
Agama                               : Islam
Alamat                              : Jl. Lintas Sumatra Merak Belatung RT. 01 RW.04                                                          Kalianda Desa Haringin
Pekerjaan Orang Tua         : Buruh
c.       Nama                                 : Anggi Darmawan 
TTL                                   : Sidomulyo, 28 November 1996 
Agama                               : Islam
Alamat                              : Sidomulyo, Desa Beluki (Napal) RT.02 RW. 02                                                              Sidomulyo
Pekerjaan Orang Tua         : Karyawan
d.      Nama                                 : Sri Widiyanto 
TTL                                   : Kalianda, 5 September 1995
Agama                               : Islam
Alamat                              : Mangku Bumi (ambal tempe) Way Urang Kalianda RT.03                                             RW.03 No 33
Pekerjaan Orang Tua         : Pedagang dan Membuat tempe
e.       Nama                                 : Ega Noer Furqon 
TTL                                   : Keliling, 31 Maret 1996
Agama                               : Islam
Alamat                              : Keliling Kec. Penengahan
Pekerjaan Orang Tua         : Pedagang
f.       Nama                                 : Ahmad Fauzi Mandala Putra 
TTL                                   : Kodim, 16 Agustus 1995
Agama                               : Islam
Alamat                              : Jl. Lintas Sumatra, Jati Permai Kalianda
Pekerjaan Orang Tua         : Pensiunan TNI
g.      Nama                                 : Andri Irfanudin 
TTL                                   : Kalianda, 24 April 1995
Agama                               : Islam
Alamat                              : Jl. Lintas Sumatra Penengahan Kalianda RT.01 RW. 01
Pekerjaan Orang Tua         : Buruh
2.      Permasalahan yang terjadi
a.       Masalah yang dihadapi, ketika musim terang bulan tiba, ikan dilaut sulit untuk didapatkan. Menyebabkan ayah saya menganggur, karena tidak ada masukan uang, Ibu selalu marah dan selalu bertengkar. Itu terjadi setiap hari minggu, bulan, dan tahun. Karena selalu bertengkar, saya menjadi pelampiasan. Ibu selalu marah dengan saya, yang membuat saya stres dan tidak nyaman dirumah.
b.      Bermain tidak diperbolehkan oleh orang tua disaat teman datang ingin mengajak main. Saya ingin menolak, tetapi tidak enak takutnya teman marah dan tidak mau berteman lagi.
c.       Dikarenakan diri sendiri, lupa ke di sekolah bawaannya males-malesan, tidak memahami guru yang sedang menjelaskan pelajaran. Tidak tahu kenapa kok bisa begini, padahal saya tidak mau begini.
d.      Terlahir sebagai anak pertama yang mempunyai beban moral atas masalah yang terjadi di keluarga, yaitu keluarga pernah terlibat hutang sebesar 25 juta dengan saudara dan telah dibayar lunas. Tetapi oleh saudara –saudara selalu diungkit-ungkit tentang masalah pinjaman uang yang telah dilunasi itu. Setiap kumpul dengan keluarga selalu dibicarakan, sekali pun hanya sekedar ngobrol-ngbrol biasa.
e.       Mempunyai masalah keluarga yaitu, Ibu yang menderita sakit asma yang “akut” dan telah melakukan pengobatan usaha yang dilakukan oleh ayah yang sudah maksimal. Tetapi saudara Ibu masih belum juga puas dengan apa yang di lakukan oleh ayah, sedangkan ayah juga menginginkan pengobatan yang lebih intensif untuk Ibu. Terhenti pengobatan sementara, dikarenakan dana yang memang terbatas. Ayah sedang mengumpayakan dana untuk pengobatan Ibu tetapi keluarga dari Ibu selalu tidak sabar dengan usaha yang sedang ayah lakukan dan membuat saya bingung.
f.       Ingin membuat orang tua bangga dengan mewujudkan cita-cita meneruskan pekerjaan ayah sebagai TNI.
g.      Kurang semangat dalam belajar di rumah maupun disekolah karena tidak adanya dukungan dari orang tua. Orang tua yang sibuk dengan kegiatan / pekerjaannya diladang sehingga tidak ada waktu dalam mendampingi dalam belajar anak.
C.     Pelaksanaan Kegiatan
1.      Wawancara / Kegiatan Konseling.
D.    Tindak Lanjut Kegiatan
Memantau peserta didik dalam menyelesaikan masalah yang dihadapinya sehingga peserta didik merasa telah terselesaikan masalahnya.

BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan
B.     Saran

Tugas bk islami



BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Menurut fitrahnya, manusia adalah makhluk beragama (homo religious), yaitu makhluk yang memiliki rasa keagamaan, dan kemampuan untuk memahami serta mengamalkan nilai-nilai agama. Kefitrahannya inilah yang membedakan manusia dari hewan, dan juga yang mengangkat harkat dan martabatnya atau kemuliaannya disisi tuhan. Dengan mengamalkan ajaran agama, berarti manusia telah mewujudkan jati dirinya, identitas dirinya (self-identity) yang hakiki yaitu sebagai abdullah (hamba allah) kalifatullah (pemimpin allah) dimuka bumi, sehingga mencapai kebahagiaan didunia dan diakhirat. Yang terkandung dalam surat Al-Baqarah ayat 30.
وَ إِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلاَئِكَةِ إِنِّيْ جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيْفَةً قَالُوْا أَتَجْعَلُ فِيْهَا مَن يُفْسِدُ فِيْهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَ نَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَ نُقَدِّسُ لَكَ قَالَ إِنِّيْ أَعْلَمُ مَا لاَ تَعْلَمُوْن
Artinya: Dan (ingatlah) tatkala Tuhan engkau berkata kepada Malaikat : Sesungguhnya Aku hendak menjadikan di bumi seorang khalifah. Berkata mereka : Apakah Engkau hendak menjadikan padanya orang yang merusak di dalam nya dan menumpahkan darah, padahal kami bertasbih dengan memuji Engkau dan memuliakan Engkau ? Dia berkata : Sesungguhnya Aku lebih mengetahui apa yang tidak kamu ketahui. (QS Al-Baqarah ayat 30)

Konseling islami merupakan pendekatan yang mengutamakan membantu dalam pengentasan problema perseorangan atau kelompok melalui keimanan. Klien dapat diberi kesadaran terhadap hubungan adanya sebab akibat dalam rangkain problema-problema yang dialami dalam pribadinya yang dihubungkan dengan nilai keimanannya. Islam memberikna bimbingan kepada individu agar dapat kembali kepada al-qur’an dan as sunnah. Islam mengarahkan individu agar dapat mengerti apa arti ujian dan masalah hidup. Setelah individu-individu kembali dalam kondisi yang fitri (bersih dan sehat) barulah dikembangkan kearah pengembangan dan pendidikan bagi mereka.

Konseling islami akan memberikan rujukan dalam memfokuskan tujuan, asumsi dan prosedur kerjanya secara komprehensif, sebab pendekatan ini lebih memfokuskan terhadap kehidupan konseli yang lebih luas, yaitu kehidupan dunia dan akhirat kelak.

Dalam memahami konseling islami upaya yang harus dilakukan yaitu menelaah hakikat manusia, tujuan, metode dan tekhnik, peran dan kualifikasi konselor maupun penilaian terhadap keberhasilan konselingnya yang semuanya dikemas dalam sudut pandang islam.

Bimbingan secara umum dapat diartikan sebagai bantuan. Namun, tidak semua bantuan adalah bimbingan.

Bimbingan dapat diartikan sebagai bantuan yang diberikan oleh seseorang, baik pria ataupun wanita,yang telah terlatih dengan baik dan memiliki kepribadian danpendidikan yang memadai kepada seorang dari semua usia, untuk membantunya mengatur kegiatan, keputusan sendiri dan menanggung bebannya sendiri  (Crow dan Crow, dalam Eman Amti 1992:2)

Ada pula yang berpendapat bahwa bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada individu-individu dalam menentukan pilihan-pilihan dan mengadakan berbagai penyesuaian yang bijaksana dengan lingkungan. Adapun tujuannya adalah untuk mengembangkan setiap individu sesuai dengan kemampuannya (Jones dalam Djumhur dan M. Surya).

1.2  Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang diatas penulis mengemukakan rumusan masalah pokok pada makalah ini yaitu menjelaskan pengertian bimbingan dan konseling konvrensional/umum dan bimbingan konseling islami.
1.3  Tujuan Penulisan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang penulis paparkan, tujuan penulisan makalah ini adalah :
Ø  Mendeskripsikan tentang bimbingan konseling konvrensional/umum dan bimbingan konseling islami.
Ø  Mencari tau persamaan dan perbedaan bimbingan konseling konvrensional/umum dan bimbingan konseling islami





BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Pengertian Bimbingan
Bimbingan secara umum dapat diartikan sebagai bantuan. Namun, tidak semua bantuan adalah bimbingan.

Bimbingan dapat diartikan sebagai bantuan yang diberikan oleh seseorang, baik pria ataupun wanita,yang telah terlatih dengan baik dan memiliki kepribadian danpendidikan yang memadai kepada seorang dari semua usia, untuk membantunya mengatur kegiatan, keputusan sendiri dan menanggung bebannya sendiri [1]

Ada pula yang berpendapat bahwa bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada individu-individu dalam menentukan pilihan-pilihan dan mengadakan berbagai penyesuaian yang bijaksana dengan lingkungan. Adapun tujuannya adalah untuk mengembangkan setiap individu sesuai dengan kemampuannya[2].

Pada prinsipnya bimbingan mengandung unsur pokok sbb:
1.      Merupakan proses yang berkelanjutan. Bahwa bimbingan dilakukan secara sistematis, disengaja, berencana, terus menerus, dan terarah kepada tujuan.
2.      Merupakan pembantu individu.
3.      Bisa diberikan kepada individu maupun kelompok.
4.      Dapat diberikan kepada siapa saja.
5.      Bertujuan agar seserang bisa mengembangkan diri secara optimal.
6.      Adanya penggunaan media dan pendekatan pribadi.
7.      Bimbingan dinerikan oleh orang-orang yang ahli.
8.      Bimbingan hendaknya dilaksanakan sesuai dengan norma-norma yang berlaku.

2.2  Pengertian Konseling
Kata Konseling berasal daribahasa latin consilium yang berarti dengan atau bersama yang dirangkai dengan kata menerima atau memahami. Banyak para ahli yang merumuskan pengertian konseling. Namun pada dasarnya konseling mengandung hal-hal pokok sbb:
1.      Konseling melibatkan dua orang yang saling berinteraksi dan mengadakan komunikasi langsung.
2.      Interaksi antara klien dan konselor berlangsung dalam waktu yang relatif lama.
3.      Tujuan hubungan konseling adalah terjadinya perubahan tingkah laku klien.
4.      Model interaksi terbatas pada interaksi verbal antara klien dan konselor.
5.      Merupakan proses yang dinamis
6.      Didasari atas penghargaaan harkat dan martabat manusia.

Dengan demikian maka dapat dirumuskan bahwa konseling adalah suatu proses memberi bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling oleh seorang ahli (konselor) kepada individu yang sedang mengalami suatu masalah (klien) yang bertujuan mengatasi masalah yang dihadapi klien.

2.3  Tujuan Bimbingan Konseling
2.3.1        Tujuan Bimbingan Konseling meliputi:
1.      Tujuan umum
Pada dasarnya tujuan Bimbingan Konseling secara umum adalahuntuk membantu individu memperkembangkan diri secara optimal sesuai dengan tahap perkembangan dan predisposisi yang dimilikinya (seperti kemempuan dan bakat-bakatnya), berbagai latar belakang yang ada (keluarga, pendidikan, status sosial ekonomi), serta dengan tuntutan positif lingkungannya.



2.      Tujuan khusus
Tujuan khusus Bimbingan Konseling merupakan penjabaran tujuan umum yang dikaitkan sengan masalah individu yang bersangkutan sesuai dengan kompleksitas permasalahan yang dialami individu tersebut

A.    Pengertian Bimbingan dan Konseling Islami
Bimbingan dan konseling merupakan alih bahasa dari istilah inggris guidance dan counseling. Dalam kamus bahasa Inggris guidance dikaitkan dengan kata asal guide, yang diartikan sebagai berikut : menunjukkan jalan (Showing the way), memimpin (leading). menuntun (conducting), memberikan petunjuk (giving instruction), mengatur (regulating), mengarahkan (governing), memberikan nasehat (giving advice) Dalam kamus bahasa Inggris, counseling dikaitkan dengan kata counsel, yang diartikan sebagai berikut : nasehat (to abtain counsel), anjuran (to give counsel), pembicaraan (to take counsel).

Mengenai kedudukan dan hubungan antara bimbingan dan konseling terdapat banyak pandangan, salah satunya memandang bahwa konseling sebagai teknik bimbingan, dengan kata lain konseling berada dalam bimbingan. Pendapat lain menyatakan bahwa bimbingan merupakan pencegahan munculnya masalah yang dialami oleh individu dengan kata lain bimbingan sifat atau fungsinya preventif (pencegahan), sedangkan konseling sifatnya kuratif dan Korektif. Namun bimbingan dan konseling dihadapkan pada objek yang sama yaitu Problem sedangkan perbedaannya terletak pada perhatian dan perlakuan dari masalah.

Perbedaan Bimbingan dan Konseling umum dengan bimbingan dan Konseling Islami menurut Thohari Musnamar, di antaranya yaitu
1)      Pada umumnya di barat proses layanan bimbingan dan konseling tidak dihubungkan dengan Tuhan maupun ajaran agama. Maka layanan bimbingan dan konseling dianggap sebagai hal yang semata-mata masalah keduniawian, sedangkan Islami menganjurkan aktifitas layanan bimbingan dan konseling itu merupakan suatu  ibadah kepada Allah SWT suatu bantuan kepada orang lain, termasuk layanan bimbingan dan konseling, dalam ajaran Islam di hitung sebagai suatu sedekah.
2)      Pada umumnya konsep layanan bimbingan dan konseling barat hanyalah di dasarkan atas pikiran manusia. Semua teori bimbingan dan konseling yang ada hanyalah didasarkan atas pengalaman-pengalaman masa lalu, sedangkan konsep bimbingan dan konseling Islami didasarkan atas, yaitu Al-Qur’an dan Sunnah Rasul, aktivitas akal dan pengalaman manusia.
3)      Konsep layanan Bimbingan dan konseling Barat tidak membahas masalah kehidupan sesudah mati. Sedangkan konsep layanan bimbingan dan konseling Islami meyakini adanya kehidupan sesudah mati
4)      \Konsep layanan bimbingan dan konseling Barat tidak membahas dan mengaitkan diri dengan pahala dan dosa. Sedangkan menurut bimbingan dan konseling Islami membahas pahala dan dosa yang telah di kerjakan.

Dari perbedaan diatas akan melahirkan beberapa definisi diantaranya, yaitu :
1)      Thohari mengartikan bimbingan dan konseling Islami sebagai suatu proses pemberian bantuan terhadap individu agar menyadari kembali eksistensinya sebagai makhluk Allah SWT yang seharusnya hidup selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah SWT, sehingga dapat mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.
2)      Yahya Jaya menyatakan bimbingan dan konseling agama Islami adalah pelayanan bantuan yang diberikan oleh konselor agama kepada manusia yang mengalami masalah dalam hidup keberagamaannya, ingin mengembangkan dimensi dan potensi keberagamaannya seoptimal mungkin, baik secara individu maupun kelompok, agar menjadi manusia yang mandiri dan dewasa dalam beragama, dalam bidang bimbingan akidah, ibadah, akhlak, dan muamalah, melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung berdasarkan keimanan dan ketaqwaan yang terdapat dalam al-Qur’an dan Hadits.
3)      Ainur Rahim Faqih mengartikan bahwa bimbingan dan konseling Islami adalah proses pemberian bantuan terhadap individu agar mampu hidup selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah SWT, sehingga dapat mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.

Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa bimbingan dan konseling Islami merupakan suatu usaha yang dapat dilakukan dalam rangka mengembangkan potensi dan memecahkan masalah yang dialami klien agar dapat mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat berdasarkan ajaran Islam.

Ciri khas konseling Islam yang paling mendasar menurut Hamdani Bakran Adz-Dzaky, adalah:
1)      Berparadigma pada wahyu dan keteladanan para Nabi, Rasul dan para ahli warisnya.
2)      Hukum konselor memberikan konseling kepada klien dan klien meminta bimbingan kepada konselor adalah wajib dan suatu keharusan dan bahkan merupakan ibadah.
3)      Akibat konselor menyimpang dari wahyu dapat berakibat fatal baik bagi diri sendiri maupun bagi kliennya.
4)      System konseling Islami di mulai dari mengarahkan kepada kesadaran nurani.

Peranan agama dalam bidang bimbingan dan konseling akan memberikan warna, arah dan susunan hubungan yang tercipta antara klien dan konselor. Prayitno menyatakan unsur-unsur agama tidak boleh diabaikan dalam konseling, dan justru harus dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk mencapai kesuksesan, upaya bimbingan dan konseling yaitu kebahagiaan klien.
Ada dua alasan mendasar mengapa perlu menghadirkan Bimbingan dan konseling Islami. Alasan yang paling utama adalah karena Islam mempunyai pandangan-pandangan tersendiri mengenai manusia. Al-Qur’an sumber utama agama Islam, adalah kitab petunjuk, di dalamnya terdapat banyak petunjuk mengenai manusia.Allah, sebagai pencipta manusia tentu, tentunya tahu secara nyata dan pasti siapa manusia. Lewat Al-Qur’an Allah memberikan rahasia-rahasia tentang manusia. Karenanya kalau kita ingin tahu bagaimana cara menghadapi manusia secara sungguh-sungguh, maka Al-Qur’an (wahyu) adalah sumber yang layak dijadikan acuan utama dan tak pantas untuk dilupakan. Ajaran Islam dapat menjadi acuan sebagai landasan yang ideal dalam menjalani kehidupan. Untuk itu tepatlah kiranya jika teori-teori dan teknik-teknik bimbingan dan konseling yang lahir di Barat, terlebih dahulu di Islamisasikan sebelum diterapkan dalam kehidupan. Bimbingan dan konseling Islami memberikan jalan mencegah dan pemecahan masalah, selalu mengubah orientasi pribadi, penguatan mental spiritual, penguatan tingkah laku kepada akhlak yang mulia, upaya perbaikan serta teknik-teknik bimbingan dan konseling lainnya.

Sebagai catatan penting yang perlu diperhatikan adalah kalimat “Bimbingan dan konseling Islam” dan “Bimbingan dan konseling Islami” adalah merupakan sebuah kalimat yang hampir sama namun berbeda. Arif Wibisono Adi dalam tulisannya yang berjudul kerangka dasar psikologi Islami menyatakan bahwa;“Yang sering menimbulkan kontroversi adalah masalah nama. Banyak psikologi Muslim yang keberatan untuk menyebutnya dengan sebutan Islam, karena seolah-olah di sini ada otoritas Tuhan. Akibatnya orang-orang takut untuk mengkritiknya lagi, padahal bagaimanapun ilmu itu dinamis dan selalu berkembang. Selalu ada teori atau dalil yang tumbang untuk digantikan dengan teori atau dalil yang baru.

Sebagai hasil dari nalar manusia, maka pandangan-pandangan dari ilmu itu bisa salah dan disalahkan untuk digantikan dengan yang lebih mendekati kebenaran. Kebenaran yang mutlak tidaklah dapat dicapai oleh manusia. Dengan memakai embel-embel Islami justru ilmu itu ditakutkan jadi mandek karena orang sudah tidak berani menumbangkan teori atau dalil-dalilnya lagi dan disangkanya semuanya sudah benar secara mutlak”.

Menurut Hidayat Nataatmadja (1985), istilah “…..Islam” sebaiknya digantikan dengan istilah “…..Islami” untuk membedakan antara wahyu dan ide. Karenanya akan lebih tepat kalau kita menyebut Bimbingan dan konseling Islami dan bukan Bimbingan dan konseling Islam.

“Bimbingan dan konseling Islami” dengan menunjang nama itu diharapkan secara langsung tergambar karakteristik dan identitasnya yang semuanya bermuara pada nilai-nilai yang Islami. Dan sebagai wadah yang masih menanti kelengkapan isi rasanya nama tersebut lebih luwes dan luas.

Menurut penulis tidak perlu merombak sama sekali ilmu atau teori-teori Bimbingan dan konseling Barat yang telah ada, namun cukup hanya dengan sikap kritis dan selektif dan kemudian hal-hal yang dianggap kurang cocok cukup kita ubah dan sesuaikan dengan pandangan-pandangan dan ideal-ideal Islam saja.

B.     Landasan Bimbingan dan Konseling Islami
Landasan (dasar pijak) utama bimbingan dan konseling Islami adalah al-Qur’an dan Sunnah Rasul, sebab keduanya sumber dari segala sumber pedoman hidup umat Islami, dalam arti mencakup seluruh aspek kehidupan mereka, Sabda Nabi SAW.
Artinya : “Hadis dari Malik bahwa sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda; Aku tinggalkan sesuatu bagi kalian semua, yang jika kalian selalu berpegang teguh kepadanya niscaya selama-lamanya tidak akan pernah salah langkah, sesuatu itu yakni Kitabullah dan Sunnah Rasul” (H.R. Malik).
Al-Qur’an dan Sunnah Rasul-Nya dapat dikatakan sebagai landasan ideal dan konseptual bimbingan dan konseling Islami. Berdasarkan al-Qur’an dan sunnah Rasul itulah gagasan, tujuan dan konsep-konsep.

Al-Qur’an dan Sunnah Rasul merupakan landasan utama bagi bimbingan dan konseling Islami, yang juga dalam pengembangannya dibutuhkan landasan yang bersifat filsafat dan keilmuan. Al-Qur’an di sebut juga dengan landasan “naqliyah” sedangkan landasan lain yang dipergunakan oleh bimbingan dan konseling Islami yang bersifat “aqliyah”. Dalam hal ini filsafat Islam dan ilmu atau landasan ilmiah yang sejalan dengan ajaran Islam. Jadi landasan utama bimbingan dan konseling Islami adalah al-Qur’an dan Sunnah. Firman Allah SWT dalam surat At-Tin ayat 4, sebagai berikut :
Artinya : “Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya”

Menurut Tafsir al-Maraghi sesungguhnya manusia diciptakan dalam bentuk yang paling baik. Kami ciptakan ia dengan tinggi yang memadai, dan memakan makanannya dengan tangan, tidak seperti makhluk lain yang mengambil dan memakan makanannya dengan mulutnya. Lebih dari itu kami istimewakan manusia dengan akalnya, agar bisa berfikir dan menimba berbagai ilmu pengetahuan serta bisa mewujudkan segala inspirasinya

Al-Qur’an dapat menjadi sumber bimbingan dan konseling Islami, nasehat, dan obat bagi manusia. Firman Allah surat al-Isra’ ayat 82
Artinya : “Dan kami turunkan dari al-Qur’an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan al-Qur’an tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian”

Menurut Tafsir Tematik Cahaya al-Qur’an, al-Qur’an merupakan mukjizat Muhammad SAW yang abadi, yang diturunkan Allah berbagai cahaya dan petunjuk. Di dalamnya terdapat obat bagi jiwa yang sakit karena penyakit hati dan penyakit kemasyarakatan, seperti akidah yang sesat dan menyingkap hati yang tertutup, sehingga menjadi obat bagi hati, seperti layaknya ramuan obat-obatan bagi kesehatan. Jika suatu kaum mau mengambil petunjuk darinya mereka akan mendapatkan kemenangan dan kebahagiaan, sebaliknya jika mereka tidak mau menerimanya, maka mereka akan menyesal dan sengsara




BAB III
PENUTUP

3.1  Kesimpulan
Konseling adalah suatu proses memberi bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling oleh seorang ahli (konselor) kepada individu yang sedang mengalami suatu masalah (klien) yang bertujuan mengatasi masalah yang dihadapi klien.

Hal-hal pokok sbb:
1.      Konseling melibatkan dua orang yang saling berinteraksi dan mengadakan komunikasi langsung.
2.      Interaksi antara klien dan konselor berlangsung dalam waktu yang relatif lama.
3.      Tujuan hubungan konseling adalah terjadinya perubahan tingkah laku klien.
4.      Model interaksi terbatas pada interaksi verbal antara klien dan konselor.
5.      Merupakan proses yang dinamis
6.      Didasari atas penghargaaan harkat dan martabat manusia.


[1] Crow dan Crow, dalam Eman Amti 1992:2
[2] Jones dalam Djumhur dan M. Surya