BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Menurut fitrahnya, manusia adalah makhluk beragama
(homo religious), yaitu makhluk yang memiliki rasa keagamaan, dan kemampuan
untuk memahami serta mengamalkan nilai-nilai agama. Kefitrahannya inilah yang
membedakan manusia dari hewan, dan juga yang mengangkat harkat dan martabatnya
atau kemuliaannya disisi tuhan. Dengan mengamalkan ajaran agama, berarti
manusia telah mewujudkan jati dirinya, identitas dirinya (self-identity) yang
hakiki yaitu sebagai abdullah (hamba allah) kalifatullah (pemimpin allah)
dimuka bumi, sehingga mencapai kebahagiaan didunia dan diakhirat. Yang
terkandung dalam surat Al-Baqarah ayat 30.
وَ إِذْ
قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلاَئِكَةِ إِنِّيْ جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيْفَةً قَالُوْا
أَتَجْعَلُ فِيْهَا مَن يُفْسِدُ فِيْهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَ نَحْنُ
نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَ نُقَدِّسُ لَكَ قَالَ إِنِّيْ أَعْلَمُ مَا لاَ
تَعْلَمُوْن
Artinya: Dan (ingatlah) tatkala
Tuhan engkau berkata kepada Malaikat : Sesungguhnya
Aku hendak menjadikan di bumi seorang khalifah. Berkata mereka : Apakah Engkau
hendak menjadikan padanya orang yang merusak di dalam nya dan menumpahkan
darah, padahal kami bertasbih dengan memuji Engkau dan memuliakan Engkau ? Dia
berkata : Sesungguhnya Aku lebih mengetahui apa yang tidak kamu ketahui. (QS
Al-Baqarah ayat 30)
Konseling islami merupakan pendekatan yang
mengutamakan membantu dalam pengentasan problema perseorangan atau kelompok
melalui keimanan. Klien dapat diberi kesadaran terhadap hubungan adanya sebab
akibat dalam rangkain problema-problema yang dialami dalam pribadinya yang
dihubungkan dengan nilai keimanannya. Islam memberikna bimbingan kepada
individu agar dapat kembali kepada al-qur’an dan as sunnah. Islam mengarahkan
individu agar dapat mengerti apa arti ujian dan masalah hidup. Setelah
individu-individu kembali dalam kondisi yang fitri (bersih dan sehat) barulah
dikembangkan kearah pengembangan dan pendidikan bagi mereka.
Konseling islami akan memberikan rujukan dalam
memfokuskan tujuan, asumsi dan prosedur kerjanya secara komprehensif, sebab
pendekatan ini lebih memfokuskan terhadap kehidupan konseli yang lebih luas,
yaitu kehidupan dunia dan akhirat kelak.
Dalam memahami konseling islami upaya yang harus
dilakukan yaitu menelaah hakikat manusia, tujuan, metode dan tekhnik, peran dan
kualifikasi konselor maupun penilaian terhadap keberhasilan konselingnya yang
semuanya dikemas dalam sudut pandang islam.
Bimbingan
secara umum dapat diartikan sebagai bantuan. Namun, tidak semua bantuan adalah
bimbingan.
Bimbingan dapat
diartikan sebagai bantuan yang diberikan oleh seseorang, baik pria ataupun
wanita,yang telah terlatih dengan baik dan memiliki kepribadian danpendidikan
yang memadai kepada seorang dari semua usia, untuk membantunya mengatur
kegiatan, keputusan sendiri dan menanggung bebannya sendiri (Crow dan Crow, dalam Eman Amti 1992:2)
Ada pula yang
berpendapat bahwa bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada
individu-individu dalam menentukan pilihan-pilihan dan mengadakan berbagai
penyesuaian yang bijaksana dengan lingkungan. Adapun tujuannya adalah untuk
mengembangkan setiap individu sesuai dengan kemampuannya (Jones dalam Djumhur
dan M. Surya).
1.2 Rumusan
masalah
Berdasarkan latar belakang
diatas penulis mengemukakan rumusan masalah pokok pada makalah ini yaitu
menjelaskan pengertian bimbingan dan konseling konvrensional/umum dan bimbingan
konseling islami.
1.3 Tujuan
Penulisan
Berdasarkan latar belakang
dan rumusan masalah yang penulis paparkan, tujuan penulisan makalah ini adalah
:
Ø
Mendeskripsikan
tentang bimbingan konseling konvrensional/umum dan bimbingan konseling islami.
Ø
Mencari
tau persamaan dan perbedaan bimbingan konseling konvrensional/umum dan
bimbingan konseling islami
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Bimbingan
Bimbingan secara umum dapat diartikan sebagai bantuan.
Namun, tidak semua bantuan adalah bimbingan.
Bimbingan dapat diartikan sebagai bantuan yang
diberikan oleh seseorang, baik pria ataupun wanita,yang telah terlatih dengan
baik dan memiliki kepribadian danpendidikan yang memadai kepada seorang dari
semua usia, untuk membantunya mengatur kegiatan, keputusan sendiri dan
menanggung bebannya sendiri
Ada pula yang berpendapat bahwa bimbingan adalah
bantuan yang diberikan kepada individu-individu dalam menentukan
pilihan-pilihan dan mengadakan berbagai penyesuaian yang bijaksana dengan
lingkungan. Adapun tujuannya adalah untuk mengembangkan setiap individu sesuai
dengan kemampuannya.
Pada prinsipnya bimbingan mengandung unsur pokok sbb:
1.
Merupakan proses yang berkelanjutan.
Bahwa bimbingan dilakukan secara sistematis, disengaja, berencana, terus
menerus, dan terarah kepada tujuan.
2.
Merupakan pembantu individu.
3.
Bisa diberikan kepada individu
maupun kelompok.
4.
Dapat diberikan kepada siapa saja.
5.
Bertujuan agar seserang bisa
mengembangkan diri secara optimal.
6.
Adanya penggunaan media dan
pendekatan pribadi.
7.
Bimbingan dinerikan oleh orang-orang
yang ahli.
8.
Bimbingan hendaknya dilaksanakan
sesuai dengan norma-norma yang berlaku.
2.2 Pengertian
Konseling
Kata Konseling berasal daribahasa latin consilium yang
berarti dengan atau bersama yang dirangkai dengan kata menerima atau memahami.
Banyak para ahli yang merumuskan pengertian konseling. Namun pada dasarnya
konseling mengandung hal-hal pokok sbb:
1.
Konseling melibatkan dua orang yang
saling berinteraksi dan mengadakan komunikasi langsung.
2.
Interaksi antara klien dan konselor
berlangsung dalam waktu yang relatif lama.
3.
Tujuan hubungan konseling adalah
terjadinya perubahan tingkah laku klien.
4.
Model interaksi terbatas pada
interaksi verbal antara klien dan konselor.
5.
Merupakan proses yang dinamis
6.
Didasari atas penghargaaan harkat
dan martabat manusia.
Dengan demikian maka dapat dirumuskan bahwa konseling
adalah suatu proses memberi bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling
oleh seorang ahli (konselor) kepada individu yang sedang mengalami suatu
masalah (klien) yang bertujuan mengatasi masalah yang dihadapi klien.
2.3 Tujuan
Bimbingan Konseling
2.3.1
Tujuan Bimbingan Konseling meliputi:
1.
Tujuan umum
Pada dasarnya tujuan Bimbingan Konseling secara umum
adalahuntuk membantu individu memperkembangkan diri secara optimal sesuai dengan
tahap perkembangan dan predisposisi yang dimilikinya (seperti kemempuan dan
bakat-bakatnya), berbagai latar belakang yang ada (keluarga, pendidikan, status
sosial ekonomi), serta dengan tuntutan positif lingkungannya.
2.
Tujuan khusus
Tujuan khusus Bimbingan Konseling merupakan penjabaran
tujuan umum yang dikaitkan sengan masalah individu yang bersangkutan sesuai
dengan kompleksitas permasalahan yang dialami individu tersebut
A.
Pengertian Bimbingan dan Konseling
Islami
Bimbingan dan konseling merupakan alih bahasa dari
istilah inggris guidance dan counseling.
Dalam kamus bahasa Inggris guidance dikaitkan dengan kata
asal guide, yang diartikan sebagai berikut : menunjukkan jalan
(Showing the way), memimpin (leading). menuntun (conducting), memberikan petunjuk
(giving instruction), mengatur (regulating), mengarahkan (governing),
memberikan nasehat (giving advice) Dalam kamus bahasa Inggris, counseling dikaitkan
dengan kata counsel, yang diartikan sebagai berikut : nasehat (to abtain
counsel), anjuran (to give counsel), pembicaraan (to take counsel).
Mengenai kedudukan dan hubungan antara bimbingan dan
konseling terdapat banyak pandangan, salah satunya memandang bahwa konseling
sebagai teknik bimbingan, dengan kata lain konseling berada dalam bimbingan. Pendapat
lain menyatakan bahwa bimbingan merupakan pencegahan munculnya masalah yang
dialami oleh individu dengan kata lain bimbingan sifat atau fungsinya preventif
(pencegahan), sedangkan konseling sifatnya kuratif dan Korektif. Namun
bimbingan dan konseling dihadapkan pada objek yang sama yaitu Problem sedangkan
perbedaannya terletak pada perhatian dan perlakuan dari masalah.
Perbedaan Bimbingan dan Konseling umum dengan
bimbingan dan Konseling Islami menurut Thohari Musnamar, di antaranya yaitu
1)
Pada umumnya di barat proses layanan
bimbingan dan konseling tidak dihubungkan dengan Tuhan maupun ajaran agama.
Maka layanan bimbingan dan konseling dianggap sebagai hal yang semata-mata
masalah keduniawian, sedangkan Islami menganjurkan aktifitas layanan bimbingan
dan konseling itu merupakan suatu ibadah kepada Allah SWT suatu bantuan
kepada orang lain, termasuk layanan bimbingan dan konseling, dalam ajaran Islam
di hitung sebagai suatu sedekah.
2)
Pada umumnya konsep layanan
bimbingan dan konseling barat hanyalah di dasarkan atas pikiran manusia. Semua
teori bimbingan dan konseling yang ada hanyalah didasarkan atas
pengalaman-pengalaman masa lalu, sedangkan konsep bimbingan dan konseling
Islami didasarkan atas, yaitu Al-Qur’an dan Sunnah Rasul, aktivitas akal dan pengalaman
manusia.
3)
Konsep layanan Bimbingan dan
konseling Barat tidak membahas masalah kehidupan sesudah mati. Sedangkan konsep
layanan bimbingan dan konseling Islami meyakini adanya kehidupan sesudah mati
4)
\Konsep
layanan bimbingan dan konseling Barat tidak membahas dan mengaitkan diri dengan
pahala dan dosa. Sedangkan menurut bimbingan dan konseling Islami membahas
pahala dan dosa yang telah di kerjakan.
Dari perbedaan diatas akan melahirkan beberapa
definisi diantaranya, yaitu :
1)
Thohari mengartikan
bimbingan dan konseling Islami sebagai suatu proses pemberian bantuan terhadap
individu agar menyadari kembali eksistensinya sebagai makhluk Allah SWT yang
seharusnya hidup selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah SWT, sehingga
dapat mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.
2)
Yahya Jaya menyatakan
bimbingan dan konseling agama Islami adalah pelayanan bantuan yang diberikan
oleh konselor agama kepada manusia yang mengalami masalah dalam hidup
keberagamaannya, ingin mengembangkan dimensi dan potensi keberagamaannya
seoptimal mungkin, baik secara individu maupun kelompok, agar menjadi manusia
yang mandiri dan dewasa dalam beragama, dalam bidang bimbingan akidah, ibadah,
akhlak, dan muamalah, melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung
berdasarkan keimanan dan ketaqwaan yang terdapat dalam al-Qur’an dan Hadits.
3)
Ainur Rahim Faqih mengartikan
bahwa bimbingan dan konseling Islami adalah proses pemberian bantuan terhadap
individu agar mampu hidup selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah SWT,
sehingga dapat mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.
Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan
bahwa bimbingan dan konseling Islami merupakan suatu usaha yang dapat dilakukan
dalam rangka mengembangkan potensi dan memecahkan masalah yang dialami klien
agar dapat mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat berdasarkan
ajaran Islam.
Ciri khas konseling Islam yang paling mendasar menurut
Hamdani Bakran Adz-Dzaky, adalah:
1)
Berparadigma pada wahyu dan
keteladanan para Nabi, Rasul dan para ahli warisnya.
2)
Hukum konselor memberikan konseling
kepada klien dan klien meminta bimbingan kepada konselor adalah wajib dan suatu
keharusan dan bahkan merupakan ibadah.
3)
Akibat konselor menyimpang dari
wahyu dapat berakibat fatal baik bagi diri sendiri maupun bagi kliennya.
4)
System konseling Islami di mulai
dari mengarahkan kepada kesadaran nurani.
Peranan agama dalam bidang bimbingan dan konseling
akan memberikan warna, arah dan susunan hubungan yang tercipta antara klien dan
konselor. Prayitno menyatakan unsur-unsur agama tidak boleh diabaikan dalam
konseling, dan justru harus dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk mencapai
kesuksesan, upaya bimbingan dan konseling yaitu kebahagiaan klien.
Ada dua alasan mendasar mengapa perlu menghadirkan
Bimbingan dan konseling Islami. Alasan yang paling utama adalah karena Islam
mempunyai pandangan-pandangan tersendiri mengenai manusia. Al-Qur’an sumber
utama agama Islam, adalah kitab petunjuk, di dalamnya terdapat banyak petunjuk
mengenai manusia.Allah, sebagai pencipta manusia tentu, tentunya tahu secara
nyata dan pasti siapa manusia. Lewat Al-Qur’an Allah memberikan rahasia-rahasia
tentang manusia. Karenanya kalau kita ingin tahu bagaimana cara menghadapi
manusia secara sungguh-sungguh, maka Al-Qur’an (wahyu) adalah sumber yang layak
dijadikan acuan utama dan tak pantas untuk dilupakan. Ajaran Islam dapat
menjadi acuan sebagai landasan yang ideal dalam menjalani kehidupan. Untuk itu
tepatlah kiranya jika teori-teori dan teknik-teknik bimbingan dan konseling
yang lahir di Barat, terlebih dahulu di Islamisasikan sebelum diterapkan dalam
kehidupan. Bimbingan dan konseling Islami memberikan jalan mencegah dan
pemecahan masalah, selalu mengubah orientasi pribadi, penguatan mental
spiritual, penguatan tingkah laku kepada akhlak yang mulia, upaya perbaikan
serta teknik-teknik bimbingan dan konseling lainnya.
Sebagai catatan penting yang perlu diperhatikan adalah
kalimat “Bimbingan dan konseling Islam” dan “Bimbingan dan konseling Islami”
adalah merupakan sebuah kalimat yang hampir sama namun berbeda. Arif Wibisono
Adi dalam tulisannya yang berjudul kerangka dasar psikologi Islami menyatakan
bahwa;“Yang sering menimbulkan kontroversi adalah masalah nama. Banyak
psikologi Muslim yang keberatan untuk menyebutnya dengan sebutan Islam, karena
seolah-olah di sini ada otoritas Tuhan. Akibatnya orang-orang takut untuk
mengkritiknya lagi, padahal bagaimanapun ilmu itu dinamis dan selalu
berkembang. Selalu ada teori atau dalil yang tumbang untuk digantikan dengan
teori atau dalil yang baru.
Sebagai hasil dari nalar manusia, maka
pandangan-pandangan dari ilmu itu bisa salah dan disalahkan untuk digantikan
dengan yang lebih mendekati kebenaran. Kebenaran yang mutlak tidaklah dapat
dicapai oleh manusia. Dengan memakai embel-embel Islami justru ilmu itu
ditakutkan jadi mandek karena orang sudah tidak berani menumbangkan teori atau
dalil-dalilnya lagi dan disangkanya semuanya sudah benar secara mutlak”.
Menurut Hidayat Nataatmadja (1985), istilah “…..Islam”
sebaiknya digantikan dengan istilah “…..Islami” untuk membedakan antara wahyu
dan ide. Karenanya akan lebih tepat kalau kita menyebut Bimbingan dan konseling
Islami dan bukan Bimbingan dan konseling Islam.
“Bimbingan dan konseling Islami” dengan menunjang nama
itu diharapkan secara langsung tergambar karakteristik dan identitasnya yang
semuanya bermuara pada nilai-nilai yang Islami. Dan sebagai wadah yang masih
menanti kelengkapan isi rasanya nama tersebut lebih luwes dan luas.
Menurut penulis tidak perlu merombak sama sekali ilmu
atau teori-teori Bimbingan dan konseling Barat yang telah ada, namun cukup
hanya dengan sikap kritis dan selektif dan kemudian hal-hal yang dianggap
kurang cocok cukup kita ubah dan sesuaikan dengan pandangan-pandangan dan
ideal-ideal Islam saja.
B.
Landasan Bimbingan dan Konseling
Islami
Landasan (dasar pijak) utama bimbingan dan konseling
Islami adalah al-Qur’an dan Sunnah Rasul, sebab keduanya sumber dari segala
sumber pedoman hidup umat Islami, dalam arti mencakup seluruh aspek kehidupan
mereka, Sabda Nabi SAW.
Artinya : “Hadis dari Malik bahwa sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda; Aku
tinggalkan sesuatu bagi kalian semua, yang jika kalian selalu berpegang teguh
kepadanya niscaya selama-lamanya tidak akan pernah salah langkah, sesuatu itu
yakni Kitabullah dan Sunnah Rasul” (H.R. Malik).
Al-Qur’an dan Sunnah Rasul-Nya dapat dikatakan sebagai
landasan ideal dan konseptual bimbingan dan konseling Islami. Berdasarkan
al-Qur’an dan sunnah Rasul itulah gagasan, tujuan dan konsep-konsep.
Al-Qur’an dan Sunnah Rasul merupakan landasan utama
bagi bimbingan dan konseling Islami, yang juga dalam pengembangannya dibutuhkan
landasan yang bersifat filsafat dan keilmuan. Al-Qur’an di sebut juga dengan
landasan “naqliyah” sedangkan landasan lain yang dipergunakan oleh bimbingan
dan konseling Islami yang bersifat “aqliyah”. Dalam hal ini filsafat Islam dan
ilmu atau landasan ilmiah yang sejalan dengan ajaran Islam. Jadi landasan utama
bimbingan dan konseling Islami adalah al-Qur’an dan Sunnah. Firman Allah SWT
dalam surat At-Tin ayat 4, sebagai berikut :
Artinya : “Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia
dalam bentuk yang sebaik-baiknya”
Menurut Tafsir al-Maraghi sesungguhnya manusia
diciptakan dalam bentuk yang paling baik. Kami ciptakan ia dengan tinggi yang
memadai, dan memakan makanannya dengan tangan, tidak seperti makhluk lain yang
mengambil dan memakan makanannya dengan mulutnya. Lebih dari itu kami
istimewakan manusia dengan akalnya, agar bisa berfikir dan menimba berbagai
ilmu pengetahuan serta bisa mewujudkan segala inspirasinya
Al-Qur’an dapat menjadi sumber bimbingan dan konseling
Islami, nasehat, dan obat bagi manusia. Firman Allah surat al-Isra’ ayat 82
Artinya : “Dan kami turunkan dari al-Qur’an suatu yang
menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan al-Qur’an tidaklah
menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian”
Menurut Tafsir Tematik Cahaya al-Qur’an, al-Qur’an
merupakan mukjizat Muhammad SAW yang abadi, yang diturunkan Allah berbagai
cahaya dan petunjuk. Di dalamnya terdapat obat bagi jiwa yang sakit karena
penyakit hati dan penyakit kemasyarakatan, seperti akidah yang sesat dan
menyingkap hati yang tertutup, sehingga menjadi obat bagi hati, seperti
layaknya ramuan obat-obatan bagi kesehatan. Jika suatu kaum mau mengambil
petunjuk darinya mereka akan mendapatkan kemenangan dan kebahagiaan, sebaliknya
jika mereka tidak mau menerimanya, maka mereka akan menyesal dan sengsara
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Konseling adalah suatu proses memberi bantuan yang
dilakukan melalui wawancara konseling oleh seorang ahli (konselor) kepada
individu yang sedang mengalami suatu masalah (klien) yang bertujuan mengatasi
masalah yang dihadapi klien.
Hal-hal pokok sbb:
1.
Konseling melibatkan dua orang yang
saling berinteraksi dan mengadakan komunikasi langsung.
2.
Interaksi antara klien dan konselor
berlangsung dalam waktu yang relatif lama.
3.
Tujuan hubungan konseling adalah
terjadinya perubahan tingkah laku klien.
4.
Model interaksi terbatas pada
interaksi verbal antara klien dan konselor.
5.
Merupakan proses yang dinamis
6.
Didasari atas penghargaaan harkat
dan martabat manusia.